Selasa, 10 November 2009

detikcom : Disebut Penahanannya Dikondisikan, Antasari Nangis & Teriak Allahu Akbar

title : Disebut Penahanannya Dikondisikan, Antasari Nangis & Teriak Allahu Akbar
summary : Antasari Azhar langsung menitikkan air mata saat Wiliardi Wizar membuat pernyataan mengejutkan. Wiliardi mengaku penahanan Antasari dikondisikan petinggi kepolisian. (read more)

Rabu, 16 September 2009

Utak atik Kompt

Melewati Password Windows XP (Windows XP Crack Technique)

Teknik 1 : BIOS

1. Masuk BIOS saat booting.
2. Setting waktu menjadi “00:00:00″.
3. Tekan CTRL + F9 lalu ENTER.
4. Lalu akan muncul DIALOG BOX menanyakan PASSWORD
5. Isikan 000000 (NoL 6x), lalu ENTER.
6. EXIT dan komputer akan merestart kembali.
7. Tekan F8 sebelum BOOTING WINDOWS.
8. Pilih “safe mode with networking”.
9. Restart komputer anda.

Memaksimalkan Kecepat Hard Drive anda

1. Klik Star > Run > ketik "sysedit" tanpa tanda kutip.

2. Cari tabel SYSTEM.INI > cari [386enh] lalu enter masukan dibawahnya Irq14=4096
3. File > Save.
4. Restart PC anda dan lihat perbedaannya. "hati2 jangan sampai salah ketik"

Menghilangkan tempat sampah dari desktop

1. Star > R > ketik gpedit.msc
2. Masuk ke Group Policy > Klik User Configuration > Adm Templates
3. Cari Desktop > Klik 2x Remove Recycle Bin icon from desktop
4. Enable > Ok > Close
5. Ke awal Desktop Refresh. Hilang dah

Selasa, 04 Agustus 2009

detikcom : Jika Benar, Kenapa Pengakuan Itu Baru Ada Saat Antasari Ditahan?

title : Jika Benar, Kenapa Pengakuan Itu Baru Ada Saat Antasari Ditahan?
summary : Surat 4 lembar berjudul \'Testimoni\' yang disebut-sebut ditulis Antasari Azhar menimbulkan banyak tanya. Mengapa Antasari menemui seseorang yang sudah menjadi tersangka? Mengapa pula pengakuannya baru keluar saat Antasari ditahan polisi? (read more)

Senin, 20 Juli 2009

Polisi: Belum Ada Kesimpulan tentang Kasus Bom

Jakarta, (Analisa).

Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Sulistyo Ishak (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (kiri) dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Chrisnanda memberikan keterangan pers terkait tragedi bom JW Marriott dan Ritz Carlton di Jakarta, Senin (20/7).

Pihak kepolisian menegaskan bahwa korban tewas akibat bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton tidak bertambah tapi tetap sembilan orang.
Hingga hari ketiga, pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan pelaku dalam kasus pemboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.

"Sampai hari ini belum bisa disimpulkan, tetapi kami terus melakukan investigasi untuk mengungkap kasus ini," kata Wakadiv Humas Polri Brigjen Polisi Sulistyo Ishak, dalam jumpa pers yang digelar di Media Centre di Bellagio Mal kawasan Mega Kuningan Jakarta, Senin.

Dalam melakukan investasi polisi tetap berpedoman pada metode universal, katanya menjawab wartawan seputar perkembangan penanganan kasus tersebut.

Dia mengatakan ada empat korban yang belum berhasil diidentifikasi dari sembilan korban yang meninggal dalam serangan bom itu. "Masih ada empat korban yang belum diidentifikasi tetapi kita belum bisa simpulkan pelakunya. Kalau ada temuan Laptop, itu merupakan barang bukti," katanya.

Mengenai adanya kesamaan bom di Bali dan yang ditemukan di Cilacap baru-baru ini, dia mengatakan memang ada kesamaan tetapi belum bisa disimpulkan kelompok mana yang melakukan ledakan di dua hotel itu.

"Ada kesamaan dari rangkaian dan jenis bom, tetapi belum bisa dijadikan sebagai pedoman bagi pihak kepolisian untuk menyimpulkan pelaku dalam kasus ini," katanya.

Kadiv Humas menegaskan, Polri tidak akan menyampaikan kesimpulan apapun sebelum segalanya jelas didukung oleh fakta dan data yang valid, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun secara ilmiah atau scientific crime investigation.

Karena itu, dia meminta semua pihak agar bersabar dan diharapkan ikut membantu memberikan informasi ke pihak penyidik bila mempunyai informasi yang berguna untuk proses penyidikan sehingga pada saatnya nanti menjadi jelas, obyektif, transparan dan akuntabel.

Semua pihak juga diimbau untuk menahan diri, tidak mempublikasikan berbagai spekulasi yang hanya akan membingungkan publik, katanya.

Belum Benarkan

Kadiv Humas juga mengungkapkan bahwa Polri hingga Senin (20/7) belum membenarkan informasi bahwa Nur Hasbi warga Temanggung Jawa Tengah, merupakan salah satu pelaku peledakan bom bunuh diri di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta.

"Info itu belum dapat dibenarkan. Sampai hari ketiga ini, tim dari Mabes Polri masih menyelidiki pelaku aksi bom bunuh diri itu," katanya.

Yang jelas, katanya, sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan pernyataan resmi kebenaran Nur Hasbi sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri termasuk dengan foto-foto yang bersangkutan yang sempat beredar di masyarakat.

"Inisial N itu kan masih dugaan belum dapat dipastikan," katanya sambil menambahkan, kepolisian juga belum menyampaikan secara resmi kepastian mengenai jenis kelamin dari pelaku ledakan bom yang menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya.

Meski titik terang tentang siapa dan dari kelompok mana pelaku bom bunuh diri tersebut belum terungkap, Sulistyo mengatakan, tidak tertutup kemungkinan adanya keterlibatan jaringan atau kelompok Noordin M. Top dalam aksi keji itu.

Indikasi itu menurut dia, terlihat dari kesamaan bahan peledak yang berada di Cilacap, milik jaringan Noordin dengan yang berada di JW Mariott dan Ritz Carlton. "Ada kesamaan tapi belum tentu jaringan yang sama," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna mengatakan Polri tidak akan menyampaikan kesimpulan apapun sebelum semuanya jelas, didukung oleh fakta/data yang valid/objektif serta dapat dipertanggung-jawabkan baik secara hukum maupun ilmiah.

Pernyataan ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya isu atau informasi yang menyesatkan dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan kaitannya dengan dua ledakan hebat di dua hotel mewah itu.

Semua pihak dihimbau untuk dapat menahan diri tidak mempublikasikan berbagai spekulasi yang hanya akan membingungkan publik. "Jangan berandai-andai dan termakan isu yang tidak jelas," ujarnya.

Dia juga meminta kepada semua pihak untuk bersabar dan diharapkan ikut membantu memberikan informasi ke Penyidik Polri bila mendapatkan atau mempunyai informasi yang sekiranya berguna untuk mengefektifkan proses penyidikan. "Silakan masyarakat untuk menginformasikan kepada kami ke kontak komunikasi dan informasi di nomor 081382739874, 081382739875, 081382739876," ujar Nanan.

Tragedi ledakan di dua hotel tersebut, menyebabkan sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka. Banyak di antara korban adalah warga negara asing. Tim Dokter Forensik RS, Soekanto Kramatjati menyebutkan dari sembilan korban tewas, lima jenazah sudah berhasil terdientifikasi sedangkan empat lainnya masih dalam proses.

Kelima jenazah yang telah teridentifikasi itu antara lain Evert Mokodomvis (WNI), Timothy D. Mackay (Selandia Baru), Senger Craig Andrew (Australia), Mcevoy Garth Rupert John (Australia) dan Verity Nathan John (Australia).

Sedangkan korban yang masih dirawat di beberapa rumah sakit berjumlah 12 orang. Di RS Jakarta yakni Andri, Deni Purwanto, Dikdik Ahmad Taufik dan Bambang Trianto. Di RS Pertamina Dadang Hidayat.

Sementara di RS MMC tujuh orang, Andrew Stuart Cobham (Kanada) Giovani Me Suhardi, I Gusti Agung Ray, Marico Asmarawati, Oki Utomo. Sudargo dan Yurike Martiningrum dan Yusuf Purnomo. (Ant) / Harian Analisa

Kamis, 16 Juli 2009

Polisi Sudah Kantongi Identitas Pelaku Pemboman By Republika Newsroom Jumat, 17 Juli 2009 pukul 12:53:00

JAKARTA -- Pelaku peledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta diduga merupakan tamu yang menginap di kedua hotel itu.

Seorang pejabat Istana Presiden yang tidak bersedia disebutkan namanya usai menengok lokasi kejadian Jumat siang mengatakan pihak Kepolisian telah mengantongi dugaan pelaku tersebut.

"Dari kamera CCTV diduga pelaku adalah tamu hotel yang menginap dan meletakkan bom di kedua hotel itu dan pergi meninggalkan lokasi. Polisi sudah mengantongi data dugaan pelaku," kata sumber itu.

Menurut sumber itu, dari penyisiran polisi masih ditemukan satu buah bom yang belum meledak di Hotel JW Marriot.

"Ini peledakan bom yang sudah sangat terencana, karena berhasil melewati pengamanan di kedua hotel yang sangat ketat, karena JW Marriot sudah pernah dibom," kata purnawirawan TNI AD ini.

Menurutnya, motif pemboman masih terus diselidiki pihak berwajib, namun dia membantah dugaan motif terkait hasil pemilu presiden 8 Juli 2009.

"Sepertinya ini tidak terkait pilpres, rugi kalau lawan SBY menyerang dengan meledakkan bom yang memakan korban jiwa ini," katanya.

Sampai saat ini diketahui bom yang meledak di kedua hotel pada pukul 7.40 WIB ini telah menelan korban jiwa sembilan orang dan sekitar 42 orang luka-luka dan dirawat di berbagai rumah sakit di sekitar Kuningan. ant/ahi

Selasa, 07 Juli 2009

Fast to download

try n taste the wonderfull download by using internet download manager.
https://secure.shareit.com/shareit/checkout.html?PRODUCT[212127]=1&affiliateid=20097681

Minggu, 21 Juni 2009

Bagi Bagi Ilmu... Memnpercepat Browser di Internet

Tweak of Mozilla Firefox :

Step 1: Ketik di Address bar Mozzila " about:config"

Step 2: Klik I'll be carefully

Step 3: search " network.http.pipelining " diubah menjadi TRUE (klik dua kali)

Step 4: search " network.http.pipelining.maxrequests " defaultnya 4 diubah menjadi 8.

Step 5: Search " network.http.proxy.pepilining " Ubah menjadi TRUE.

Step 6: Search " network.dns.disableIPv6 " Ubah dengan TRUE.

Step 7: Search " network.protocol-handler.external.ms-help " Di ubah menjadi TRUE, lalu klik kanan pilih New Integer beri nama (1) " nglayout.initialpaint.delay " lalu klik OK. Lalu masukkan nilainya dgn angka " 0 "

Step 8: " network.protocol-handler.external.ms-help " lalu klik kanan pilih New Integer beri nama (2) " contetn.notify.backoffcount " lalu klik OK. beri angka " 5 "

Step 9: " network.protocol-handler.external.ms-help " lalu klik kanan pilih New Integer beri nama (3) " ui.submenuDelay " lalu klik OK. beri angka " 0 "

Step 10 : "network.prefeth-next " Diubah menjadi " FALSE "

Rabu, 20 Mei 2009

Calon Siswa Bintara Polri 2009 - 2010




Welcom to Brigadir Police
Hari Rabu tanggal 20 Mei 2009 pukul 8.30 bertempat di Mapolwil Cirebon.
Hari yang panas menanti kedatangan Kapolwil Cirebon yang akan memberikan sambutan untuk acara penyeleksian terhadap Brigadir Polisi Tahun 2009 - 2010, namun dengan tekad yang kuat para peserta Casis ini sabar menanti dengan hati dan tekad yang kuat untuk menjadi seorang Brigadir Polisi.
Akhir nya Kapolwil Cirebon pun tiba di lapangan Mapolwil Cirebon guna memberikan arahan atau pesan kepada Casis ini. Bahwa dalam penerimaan Brigadir Polisi tidak ada yang namanya main main dalam bentuk apapun, apabila terbukti atau terdapat pengaduan dari keluarga Casis mengenai hal penerimaan Brigadir Polisi makan Kapolwil Cirebon tidak akan tanggung - tanggung untuk memproses kedua belah pihak tersebut dengan ketentuan hukum yang berlaku, imbuhnya kata Kapolwil Cirebon dalam pesannya kepada peserta Casis.
Pada hari jumat nanti tanggal 22 Mei 2009 adalah tes pertama yaitu tes kesehatan pertama, yang akan dilaksanakan di Poliklinik Kota Cirebon. Selamat Berjuang para calon Brigadir Polisi. Semangaaaaat !!!!

Selasa, 19 Mei 2009

Good Police Person

Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. Tapi, sebenarnya tahukah Anda, siapa Hoegeng?

Inilah episode special Kick Andy yang akan mengingatkan kembali pada sosok Hoegeng, seorang aparat yang jujur, antisuap, dan sarat dengan disiplin.

Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.

Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng yang hadir di studio Kick Andy.

Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.

Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.

“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri. “Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.

Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.

Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang pengabdi masyarakat.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!

Kepada Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Setelah memasuki masa pensiun, Hoegeng sempat mengisi acara di Radio Elshinta, namun tak lama acaranya ditutup karena dianggap terlalu pedas.

Hoegeng kemudian membesarkan kembali musik Hawaiian yang terkenal dengan nama “Hawaiian Senior” dan mengisi acara di TVRI selama 10 tahun. Acara itupun kemudian “dibredel” oleh pemerintah dengan alasan tidak mencerminkan budaya nasional Indonesia. Hoegeng yang kemudian bergabung dengan kelompok petisi 50, tampaknya memang memiliki banyak ganjalan dalam berkiprah di negeri ini.

Musik Hawaiin memiliki makna tersendiri untuk Merry sang istri. Karena mereka sering bermain musik hawaiin bersama-sama. Hoegeng sendiri pernah ke Pulau Hawaii dalam rangka tugas, tapi sang istri yang sangat-sangat ingin pergi ke pulau itu tak pernah diajaknya. “Kami sudah sepakati bahwa saat Bapak tugas, saya sebagai istri tak perlu ikut,” ujar Merry yang mengaku memiliki sahabat di Pulau milik Amerika itu.

Merry memang sosok istri yang tulus. Bahkan mantan ketua YLKI yang juga peneliti bidang kepolisian, Zumrotin yang hadir di studio, memuji ketulusan sosok Merry yang berbeda dengan kebanyakan istri pejabat, terutama di masa kini.

Untuk kesabaran, ketulusan sebagai istri Hoegeng, maka di episode kali ini Merry mendapat banyak kejutan manis dan mengharukan. Apakah itu? Silakan saksikan di Kick Andy episode ini, sekaligus anda bisa menikmati musik Hawaiian yang membawa keteduhan. Seteduh kisah inspiratif dari kehidupan seorang tokoh bernama Hoegeng.

Senin, 18 Mei 2009



Ada apa di Polwil Cirebon ??

Tau gaak? saya kasih tau yaaah waktu hari Senin tanggal 18 Mei 2009 Polwil Cirebon ntuh ngadai acara Pemusnahan BB hasil Operasi Pekat 2009 di Mapolwil Cirebo..
Jumlah BB Miras tau gak sebanyak brapa? sebanyak 68.826 berbagai jenis merk
Narkoba :
1. Ganja kering 18.304 gram
2. Shabu-shabu 1.98,4 gram
3. Pil Leksotan 13 Butir
4. Ekstasi 89 Butir
5. Roche 1.692 butir
6. Bong 13 Buah
7. VCD / DVD Porno dan Bajakan 3.595 keping
8. Makanan kadaluarsa 7 Truck
9. Petasan 1.098.500 butir

Tuuuuuuh banyaaak kaaaan, itu merupakan hasil Ops Pekat Lodaya 2009. Ntu hasil gabungan Polres Jajaran Polwil Cirebon. Jadi patut kita syukuri bahwa Polri dalam bekerja sungguh sangat semaksimal mungkin dan memanfaatkan waktu yang ada.

Kamis, 14 Mei 2009

Harga Laptop dibawah 5 juta

Acer Aspire 5315-300512Mi
Intel Celeron M 550, 512MB, 120GB, 15” Crystalbrite WXGA TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Webcam, Linux OS
Harga: $ 499 alias Rp. 4.625.000

A-Note
Intel Celeron M 550, 1024MB, 80GB, 14,1” Clear Display WXGA TFT, DVD-RW, Wi-Fi (Intel Pro/wireless 3945 ABG), Lan, Modem, Cardreader, Webcam 1.3MP, OS DOS
Harga: Rp. 4.650.000

Byon M31W S/CE
Intel Celeron M 550, 1024MB, 160GB, 14,1” TFT, DVD Supermulti ODD, Wi-Fi (B/G protocol), Lan, Modem, Cardreader, Webcam 1.3MP, OS DOS (bisa diinstal-in gratis)
Harga: Rp. 4.790.000 (Untuk prosesor Pentium Dual Core T2390, harga Rp. 5.490.000)

BenQ R43-LE03
Intel Celeron M 540, 512MB, 80GB, 14,1” TFT, DVD Supermulti, Wi-Fi (B/G protocol), Lan, Modem, OS Linux
Harga: Rp. 5.100.000 (kmaren harganya ada yang Rp. 4.900.000, lupa tipe, tapi kayanya tipe R40)

Lenovo G410M
Intel Celeron Dual Core T1400, 512MB, 120GB, 14,1” TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Lan, Modem, Webcam 1.3MP, OS DOS
Harga: Rp. 4.999.000

Telebit UF300
Intel Celeron M 550, 512MB, 80GB, 13,3” WXGA TFT, DVD Combo, Wi-Fi, Lan, Modem, OS DOS
Harga: Rp. 3.990.000

Zyrex (ga tau serinya…)
Intel Celeron Dual Core T1400, 512MB, 80GB, 14,1” TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Lan, Modem, Webcam 1.3MP, OS Linux
Harga: Rp. 4.750.000 (ini spek seingatnya, yang pasti prosesornya Celeron Dual Core)

Rabu, 13 Mei 2009

Bareskrim Bongkar Sindikat Kejahatan Polisi

Selasa, 12 Mei 2009 , 18:16:00

JAKARTA,(PRLM).-Kejahatan terorganisasi dengan pelaku sejumlah polisi aktif dibongkar oleh Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Para pelaku dari kesatuan Bareskrim, Babinkam, dan Samapta tertangkap tangan seusai menggerebek toko onderdil motor di Jakarta Pusat.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji menyatakan, sindikat beranggotakan polisi aktif mengaku beraksi sejak 2007, menggunakan ID Card asli anggota Polri, surat perintah penangkapan, penggeledahan, sampai surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Dalam penjelasan kepada wartawan di Markas Besar Polri, Selasa (12/5), dia menyatakan para pelaku bisa dikategorikan sindikat kejahatan. Mereka membentuk dua kelompok dengan personel saling berganti dan anggotanya tersebar di wilayah kerja Polda Metro Jaya dan dikendalikan di Mabes Polri.

Dia menyebut kelompok satu terdiri dari Komisaris Polisi Royal Yani dari Badan Pembinaan Intelijen dan Keamanan (Babinkam) Polri. "Yang bersangkutan anak buah Komisaris Besar Wiliardi Wizar (tersangka pembunuhan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen,red)," katanya, sambil menambahkan, dua anggotanya Brigadir Kepala Polisi Surpiyadi (anggota Direktorat Samapta Polda Metro Jaya) dan Khaerul Yahman (wartawan).

Kelompok dua dikendalikan Ajun Komisaris Besar Polisi Andi Susilo (anggota Pusat Identifikasi Bareskrim), anggota Royal Yani, Khaerul Yahman, Ajun Komisaris Polisi Sularso (Polres Jakarta Timur), Brigadir Kepala Polisi Bambang Rumiyadi (Kepolisian Sektor Pulau Seribu), Barada Polisi Pasaribu (polsek Cipinang, Jakarta Timur).

"Para tersangka sudah masuk tahanan semua sejak dua hari lalu (9/5). Dalam waktu dua hari berikutnya, kita akan mengungkap berita besar hampir serupa, melibatkan perwira polisi," kata Susno Duadji.

Menurut dia sindikat ini bergerak secara terorganisasi. Target sasaran beragam, semua dirancang dalam buku catatan rencana sasaran. Operasi seolah-olah legal karena semua dilengkapi kartu identitas asli dan surat tugas asli serta tanda tangan direktur asli yang dipalsukan (aspal)

Senin, 04 Mei 2009

Inilah Kronologi Pengungkapan Pembunuhan Nasrudin

Selasa, 5 Mei 2009 | 03:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dilakukan secara terencana dan melibatkan banyak pelaku. Antasari diduga sebagai aktor intelektual di balik pembunuhan tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Demikian penjelasan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono usai pemeriksaan yang berlangsung Senin (4/5) pagi hingga petang. Nama Antasari Azhar muncul setelah polisi menggali informasi dari tersangka sebelumnya yang telah ditahan. Total ada 11 tersangka yang terseret kasus pembunuhan ini.

Masing-masing Daniel (D) sang eksekutor, Edo (E) sebagai pemberi order, Henrikus Kia Walen (H) sebagai penerima order, Heri Santoso (HS) sebagai pengendara motor, A dan C sebagai pemantau lapangan saat eksekusi, AM sebagai pemantau kebiasaan korban, Wiliardi Wizard (WW) dan Jerry Kusuma (JK) sebagai penghubung, SHW sebagai penyandang dana, dan AA sebagai aktor intelektual.

Penangkapan-penangkapan itu, lanjut Wahyono, dilakukan setelah pihaknya mendengarkan keterangan-keterangan awal dari beberapa saksi yang menyaksikan penembakan itu. Keterangan saksi-saksi itu mengungkap identitas sepeda motor yang digunakan pelaku yakni jenis Yamaha Scorpio. Dari penelusuran terhadap sepeda motor itulah Polisi menangkap Heri Santoso (HS) dan menyita sepeda motor tersebut.

Dari keterangan Heri, diketahuilah identitas Daniel (D) dan Hendrikus (H) yang merupakan orang yang memberikan pekerjaan. Setelah menangkap H, barulah diketahui bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam penembakan tersebut. Mereka adalah A dan C. Kedua tersangka itu berperan sebagai pemantau lapangan dan berada di dalam mobil saat kejadian.

"Hasil penangkapan terhadap A membuahkan informasi keterlibatan pelaku lain yakni AM yang perannya adalah memantau serta mengobservasi kebiasaan korban sehari- hari," jelas Wahyono. Ia mengatakan sebelum penembakan yang dilakukan di Modern Land, Tangerang pada 14 Maret 2009 sekitar pukul 14.05 WIB, para pelaku terlebih dahulu melakukan observasi serta mengamati kebiasaan korban sehari-hari.

Keterangan A menyebutkan bahwa AM juga sebagai pihak yang mengawasi pelaksanaan eksekusi terhadap Nasrudin. Untuk menjalankan pekerjaan itu, AM menerima dana atas pekerjaannya dari A. Ternyata, tersangka A pula yang bertugas menyediakan senjata api jenis revolver dengan cara membeli dari pihak lain.

Sebagian sisa dana yang diterimanya, telah pula digunakannya untuk membeli dua buah sepeda motor Yamaha Mio warna merah dan Jupiter MX warna hitam. Kedua sepeda motor itupun telah disita Polisi. Setelah ditangkapnya Heri dan Hendrikus, barulah Polisi berhasil menangkap D sang eksekutor setelah yang bersangkutan kembali ke Jakarta.

Dari keterangan D, Polisi berusaha menggali informasi tentang keberadaan senjata api yang telah digunakan untuk membunuh korban. Setelah itu, baru diketahui bahwa senpi itu berada di tangan Hendrikus yang memberi pekerjaan tersebut.

Akhirnya, pengakuan H menyebutkan bahwa senpi tersebut disimpan H dengan cara memendamnya di dalam tanah. Setelah menggali tempat tersebut, Polisi menemukan senpi yang dimaksud lengkap dengan enam butir peluru.

Ternyata dua peluru dalam keadaan tidak berproyektil lagi. Artinya dua peluru itu telah digunakan untuk menembak. Sedangkan empat peluru lainnya masih utuh dan terletak di silinder senpi tersebut. Pengusutan dilanjutkan dan hasilnya Polisi mengetahui bahwa H sang pemberi kerja, menerima order pekerjaan dan dana dari seseorang yang berinisial E (Edo).

E pun ditangkap Polisi. E menyebutkan, ia ikut dalam pertemuan- pertemuan dan dipertemukan dengan oleh orang yang bernisial C untuk ketemu dengan orang yang lainnya lagi. Ternyata orang tersebut Wiliardi Wizard (WW), polisi aktif berpangkat Kombes yang pernah menjabat Kapolres Jakarta Selatan.

Pemeriksaan terhadap WW menyebutkan bahwa ia mengakui telah menyediakan orang-orang untuk melaksanakan pembunuhan berencana tersebut. Ia juga mengakui, untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah menerima dana dari Sigid Haryo Wibisono (SHW), seorang pengusaha pemilik PT Pers Indonesia Merdeka dan dihubungkan oleh Jerry Kusuma (JK). SHW yang kemudian ditangkap Polisi mengakui telah menyediakan dana untuk pembunuhan tersebut. Ia juga menyampaikan perihal siapa yang akan menjadi target penembakan itu.

Sigid pula yang menguak keterlibatan Antasari Azhar (AA) dalam pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Dari keterangan SHW, akhirnya polisi memanggil dan memeriksa AA dan menetapkannya sebagai tersangka.

Minggu, 03 Mei 2009

Pakar Intelijen: Antasari Masuk Perangkap

Senin, 4 Mei 2009 | 06:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat intelijen, Dr AC Manulang, menilai, kasus yang menyeret Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar bukan hanya skandal cinta segitiga, melainkan sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK.

Tujuan yang lebih besar dari skenario itu adalah menggoyang kredibilitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkomitmen mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

”Kasus yang menimpa Antasari tipis kemungkinannya karena cinta segitiga. Antasari sudah masuk perangkap karena sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK yang dipimpinnya,” kata Manullang ketika dihubungi Warta Kota di Jakarta, Minggu (3/5) petang.

Menurut Manullang, sudah menjadi rahasia umum bahwa Presiden SBY berhasil memberantas korupsi dan lembaga yang menanganinya adalah KPK. Untuk merusak citra SBY tersebut, dilakukan berbagai upaya, di antaranya menggunakan perempuan, seperti Rani Juliani (22), sebagai umpan.

”Jadi, Rani Juliani itu saya nilai hanya merupakan umpan, dan Antasari terperangkap dengan umpan tersebut sehingga kasus itu bukan karena skandal asmara, melainkan ada upaya perusakan citra, baik untuk SBY maupun KPK. Sasaran sebenarnya bukan merusak Antasari, melainkan KPK,” ujarnya.

Rani adalah seorang caddy (pemungut bola) golf free lance di Lapangan Golf Modern Land, Tangerang, yang namanya dikaitkan dengan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen (41). Sebuah blog yang diduga milik Rani beralamat di ranijuliani.blogspot.com langsung diminati banyak orang. Meski hanya ada dua posting, masing-masing pada 25 November 2008, blog itu langsung diserbu komentar.

Rani memasang fotonya saat berambut panjang dan tengah mengenakan bandana warna merah putih dengan T-shirt putih pendek dan rok kotak-kotak warna coklat. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang gadis yang manis.

Di blog-nya diketahui Rani kuliah di STMIK Raharja di Cikokol, Kota Tangerang. Ini tersurat dalam posting pertamanya berjudul "Mengapa Saya Memilih Perguruan Tinggi Raharja?" Bisa jadi Rani adalah saksi kunci dalam kasus pembunuhan Nasrudin.

Terkait politik


Manulang mengatakan, kasus ini tidak jauh atau paling tidak ada hubungannya dengan situasi politik menjelang pemilu presiden pada 8 Juli 2009. ”Kalau Antasari ditangkap, citra yang selama ini dibangun SBY dalam memberantas korupsi semakin jelek. Begitu juga kalau Antasari dibebaskan, lembaga yang dipimpinnya, yaitu KPK, akan berimbas menjadi jelek. Artinya, seluruh masyarakat, termasuk dunia, sudah menyoroti kasus ini. Ini jelas ada yang bermain,” kata Manulang.

Secara terpisah, SBY akhirnya angkat bicara soal kasus pembunuhan Nasrudin yang diduga menyeret Antasari. Menurut SBY, kasus tersebut adalah masalah yang sangat serius. ”Sangkaan terhadap AA, Ketua KPK, atas kasus pembunuhan yang diungkap kepolisian murder case (kasus pembunuhan berencana) adalah masalah serius,” kata SBY di sela-sela pertemuan Asian Development Bank (ADB) di Hotel Interconcinental Jimbaran, Bali, Minggu.

SBY mengatakan, tidak ada yang kebal hukum di Indonesia, termasuk kepada Antasari. Pihak kepolisian diminta untuk menegakkan hukum secara profesional dan transparan. ”Sehingga masyarakat tahu yang sesungguhnya. Jangan ada pembelokan sehingga keadilan gagal ditegakkan,” kata SBY.

Skenario besar


Koordinator tim kuasa hukum Antasari, Juniver Girsang, mengatakan, ada skenario besar di balik kasus pembunuhan Nasrudin. ”Ini ada skenario besar di balik kasus pembunuhan dan ada pihak lain yang ingin mengarahkan agar Antasari menjadi tersangka,” kata Jurniver.

Dia mengatakan, pemberitaan tentang Antasari menyangkut kasus pembunuhan Nasrudin dianggap berlebihan sehingga terkadang mendahului penyidik dan ada pula yang menyebutkan Antasari menjadi tersangka.

Menurut Girsang, tidak tertutup kemungkinan dalam kasus tersebut Antasari diarahkan sebagai tersangka karena ia sering mengungkap kasus korupsi dengan skala besar. Padahal, pihak penyidik Polda Metro Jaya memanggil Antasari sebagai saksi.

Antasari membantah semua opini yang terkait dengan kasus yang menimpanya. Atas tuduhan yang dikenakan terhadap dirinya, ia belum bisa menjawab mengenai substansi kasusnya karena baru Senin ini menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

”Saya penegak hukum dan sangat menghargai proses hukum. Terhadap opini itu saya membantah. Kalau substansi kasus saya tak bisa menjawab sekarang,” ujar Antasari. Ia juga menegaskan, masih berstatus sebagai saksi dalam surat pemanggilan dari Polda Metro Jaya. Orang nomor satu di KPK ini menyatakan didukung penuh oleh keluarga, terutama istrinya yang ikut memberi kekuatan menghadapi situasi ini.

”Istri dan anak saya yang memberi ketegaran, merekalah yang memberi saya ketegaran,” kata Antasari yang mengenakan jas warna hitam dipadu baju putih.

Antasari menyatakan siap diperiksa oleh pihak Polda Metro Jaya dan akan didampingi 10 pengacara yang tak lain teman-temannya sendiri. ”Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu di belakang saya, memberi dukungan di saat-saat seperti ini,” katanya.

Ungkap kasus

Meski Manulang menilai Rani hanya sebagai umpan untuk menjebak Antasari, kemunculan perempuan ini kini ditunggu banyak pihak. Keberadaan perempuan yang diduga terlibat cinta segitiga itu kini misterius. Tak aneh jika blog Rani pun kini kebanjiran pengunjung, bahkan puluhan ribu pengakses telah mengunjungi ke blog perempuan ini.

Hingga kemarin blog Rani yang aktif sejak 28 November 2008 tercatat dikunjungi lebih dari 66.000 orang. Sejak Jumat pekan lalu, saat nama Antasari disebut sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung, komentar di blog Rani terus bermunculan.

Komentarnya di blog Rani beragam. Ada yang memaki-maki perempuan manis ini dan ada pula yang menunjukkan empati dengan memintanya bersabar. Yang terbanyak adalah komentar yang meminta Rani mau mengungkap kebenaran dalam kasus Nasrudin-Antasari.

Juga ada yang mewanti-wanti Rani agar berhati-hati dan mencari perlindungan. ”Hati-hati Rani, soalnya kamu saksi kunci, minta perlindungan ke pihak berwenang dan jangan mau diiming-imingi materi. Ikuti hati nuranimu dan ungkapkan apa yang sebenarnya terjadi,” tulis pengakses blog Rani. (akn/cel/nir/Ant)

Jumat, 01 Mei 2009

Peran Antasari Diduga Ikut 'Otaki' Pembunuhan Nasrudin

TEMPO Interaktif, Jakarta: Juru bicara Kejaksaan Agung Jasman Pandjaitan mengatakan berdasarkan surat pemberitahuan dari Kepolisian, Antasari Azhar diduga sebagai intelectual dadder (turut serta secara interletual alias memberi saran) kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Alasan inilah berakibat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu ditetapkan sebagai tersangka.

Penyidik Kepolisian kini kerja keras mengusut pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin. "Salah satu tersangka intelectual dadder adalah Antasari Azhar," kata Jasman menirukan isi surat berkode rahasia yang diteken Kepala Badan Reserse Kriminan Mabes Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji itu.

Jasman melanjutkan, polisi akan menempuh upaya paksa terhadap Antasari. “Guna melancarkan penyidikan kasus,” katanya. Antasari sebelum memegang kendali KPK merupakan Direktur Penuntutan Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung,

Jasman mengatakan Kejaksaan Agung sebagai institusi tak memiliki lagi hubungan dengan Antasari. Setelah Antasari menjadi Ketua KPK, kata dia, Antasari bukan lagi jaksa Kejaksaan Agung. “Dia mantan jaksa,” ujarnya. Sehingga, lanjut dia, polisi tak memerlukan izin Jaksa Agung untuk memeriksa atau menahan Antasari.

Antasari dua hari lalu membantah dugaan dirinya terlibat pembunuhan Nasrudin. Dia mengaku kenal Nasrudin, yang melaporkan sejumlah kasus korupsi ke KPK. “Saya sebagai penegak hukum harus melindungi dia.”

Perkara pembunuhan Nasrudin diduga terkait dengan perebutan cewek, yang sehari-hari sebagai kadi (pelayan golf) di padang golf Modernland, Tangerang. Cewek itu bertnama Tika atau Rina Juliani, yang kabarnya telah dinikahi Nasrudin secara siri (ijab kabul berdasarkan Islam).

Selain menjadi tersangka, Kejaksaan Agung juga melakukan cegah-tangkal (cekal) Antasari untuk bepergian ke luar negeri. "Pencekalan ini atas permintaan kepolisian," kata Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto.

Menurut Wisnu, setelah menerima permohonan pencekalan dari polisi, Kejaksaan langsung meneruskannya ke Direktorat Jenderal Imigrasi, lembaga yang berwenang mengeluarkan cekal. "Pencekalannya resmi mulai hari ini hingga setahun ke depan," kata Wisnu.

Nasrudin ditembak oleh orang tak dikenal pada 14 Maret silam di kawasan padang golf Modernland, Tangerang. Sepulang bermain golf pada Sabtu siang itu, pria 41 tahun tersebut meninggal sehari kemudian di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.

Polisi telah membekuk sembilan tersangka kasus ini pada Rabu malam lalu. Mereka adalah pengusaha ikan berinisial JU, pengusaha SHW, perwira menengah polisi WW, Hen, Her, Dan, Ran, Kor, serta Ed. Enam di antaranya diringkus di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu lalu.

Pengusaha SHW itu adalah KRMT Sigid Haryo Wibisono, Komisaris PT Pers Indonesia Merdeka, penerbit harian Merdeka. Dari pemeriksaan tersangka itulah polisi menemukan indikasi keterlibatan Antasari dalam kasus ini.

Kamis, 23 April 2009

Golkar Jadi Partai Oposisi Sajalah

Kamis, 23 April 2009 | 13:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar dapat menjadi partai oposisi di parlemen guna memperkuat sistem pengkaderan menyongsong Pemilu 2014. Dengan menjadi oposisi, Golkar dapat mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan masyarakat sehingga Golkar kembali mendapat tempat di hati mereka.

"Menjadi oposisi, memperkuat kelembagaan di DPR, tidak kalah terhormat dengan menjadi lembaga eksekutif," ujar Yudi Chrisnandy, kader Golkar, di sela-sela rapat pimpinan nasional khusus (rapimnasus) Partai Golkar, Kamis (23/4) di Hotel Borobudur, Jakarta.

Sebaliknya, jika berniat maju kembali ke gelanggang politik, Golkar sebaiknya berkoalisi dengan Demokrat dengan persyaratan yang lebih fleksibel dan tidak terlalu menuntut. "Kita syaratkan saja bahwa kami ingin mengajukan cawapres untuk melanjutkan koalisi. Calonnya bisa langsung dipilih capres SBY," ujarnya.

Sementara itu, Yudi menilai, membuat poros sendiri relatif tidak menguntungkan bagi JK. Pasalnya, berdasarkan realitas survei internal dan lembaga survei, tidak ada satu tokoh Golkar pun yang dapat menyaingi popularitas SBY.

Senin, 20 April 2009

Penayangan Tabulasi Nasional Dilanjutkan di KPU

Jakarta (ANTARA News) - Penayangan tabulasi nasional perolehan suara sementara pemilu anggota DPR 2009, di Hotel Borobudur, Jakarta, berakhir pada Senin (20/4) dan selanjutnya akan ditayangkan di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Anggota KPU Sri Nuryanti setelah rapat pleno KPU, mengatakan kemungkinan hasil penghitungan suara dapat diakses di Media Center KPU atau melalui internet dengan alamat http://tnp.kpu.go.id/tab2009/.

"Hari ini selesai tapi belum ada kesepakatan mungkin akan ditaruh di sini (KPU) dan ditayangkan di media center," katanya.

Namun, Sri tidak dapat menjelaskan kapan tabulasi nasional ini dihentikan penayangannya dan berapa persen suara yang masuk dalam penghitungan suara.

"Kita tidak menargetkan, cuma bagaimana semaksimal mungkin untuk memberikan informasi pada masyarakat," katanya setelah rapat pleno KPU tentang rencana rekapitulasi hasil pemungutan suara secara nasional.

Penayangan tabulasi nasional di Ruang Flores, Hotel Borobudur dilaksanakan selama 12 hari mulai 9 April dan berakhir pada 20 April 2009.

Selama 12 hari penayangan tabulasi nasional ini, jumlah suara yang masuk sekitar 12 juta. Pemasukan data perolehan suara yang masuk ini dinilai lambat karena rata-rata dalam sehari hanya ada sekitar satu juta suara yang masuk ke KPU pusat.

Menurut Yanti, lambatnya pemasukan data ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah tenaga operator di KPU kabupaten/kota yang bertugas mengirimkan data ke KPU pusat dengan memindai formulir C1-IT.

Ia mengatakan, tugas di KPU kabupaten/kota tidak sedikit. Selain mengirimkan data hasil penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS), KPU kabupaten/kota juga melaksanakan rekapitulasi secara manual.

Ia juga tidak menampik lambatnya pemasukan data hasil penghitungan suara, kemungkinan disebabkan pengetahuan operator yang terbatas terhadap sistem teknologi informasi yang digunakan.

"Pelatihan (bagi operator) memang cuma satu kali dan kita anggap kurang," kata Sri.

Selain itu, juga ada permasalahan teknis yang mempengaruhi kecepatan penayangan data, seperti kualitas kertas formulir C1-IT yang tidak seragam.

Beberapa KPPS dilaporkan menggunakan formulir C1-IT yang terlalu tipis atau formulir tidak dilengkapi corner mark karena terpotong ketika digandakan.

"Kemudian ada kesalahan dalam jumlah suara misalnya 100 ditambah 27 itu yang harusnya 127 ditulis misal 247 itu jumlah yang salah sehingga ditolak oleh sistem," jelasnya.

Lebih lanjut Sri mengatakan, KPU akan mengevaluasi pelaksanaan tabulasi nasional dan sistem teknologi informasi yang digunakan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA

Minggu, 19 April 2009

Menjajal Ilmu Kebal di Komputer KPU

Senin, 20 April 2009 | 07:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: CALON presiden bukan, selebritas juga enggak. Tapi Mohammad Jafar Hafsah menjadi buah bibir di pusat tabulasi suara Komisi Pemilihan Umum, yang bermarkas di Hotel Borobudur, Jakarta. Gara-garanya adalah perolehan suara calon dari Partai Demokrat ini yang sungguh fantastis.

Per Rabu pekan lalu, kandidat legislator di daerah pemilihan II Sulawesi Selatan ini sudah mengumpulkan lebih dari 111 juta suara--65 persen dari total jumlah pemilih se-Indonesia. Padahal total suara yang masuk ke pusat penghitungan Komisi baru sekitar 7 juta. Ulah peretas komputer?

Komisi Pemilihan Umum memang tengah sibuk berperang melawan para peretas, tapi mereka membantah kekacauan angka tersebut akibat serangan para hacker dan cracker itu. "Hanya kesalahan di sistem kami. Mestinya, kalau memang angkanya melonjak, grafiknya ikut meninggi. Tapi buktinya kan tidak," kata anggota Komisi, Abdul Aziz, merujuk pada grafik batang di halaman utama situs tabulasi suara Komisi (www.kpu.go.id).

Tapi, jika ini kesalahan sistem, seharusnya akibatnya masif atau--sebaliknya--hanya terjadi pada suara Mohammad Jafar. Kenyataannya, kejadian serupa dialami calon anggota legislatif Partai Indonesia Sejahtera, Sugeng Imam Santosa. Dalam tabulasi sementara, nama calon dari daerah pemilihan yang sama dengan Mohammad Jafar itu sudah tercontreng lebih dari 111 ribu kali. Padahal jumlah suara total yang diraih partai itu di sana baru 865 suara.

Sejak Komisi menampilkan perhitungan suara pemilihan umum legislatif secara online, puluhan peretas memang terus mencoba menembus sistem komputer tabulasi itu. "Jika dihitung, sudah 20 kali," kata Ketua Tim Teknis Teknologi Informasi Komisi Pemilihan Umum Husni Fahmi. "Sejauh ini, usaha mereka dapat digagalkan," dia menambahkan.

Peretas komputer adalah mereka yang berusaha menyusup ke dalam jaringan atau server pihak lain tanpa izin. Penyusup ini terbagi dalam dua jenis: peretas budiman dan peretas siluman. Yang budiman cuma masuk tanpa menimbulkan kerusakan. Yang siluman bisa jahat bukan main: bisa mengambil, mengubah, hingga menghilangkan data di server. Kelompok terakhir inilah yang berusaha menyusup ke server tabulasi suara Komisi.

Menurut Husni, ada yang mencoba mengubah tampilan situs data tabulasi. Ada pula yang mencoba membuat semua angka perolehan suara menjadi nol. "Tapi tidak berhasil," ujarnya.

Belajar dari pengalaman Pemilihan Umum 2004--saat itu Dani Firmansyah berhasil menembus pengaman jaringan komputer Komisi--kini Komisi memasang benteng keamanan yang berlapis-lapis. "Kami sekarang lebih siap mengantisipasi serangan peretas," Husni sesumbar. Semua jalan yang dulu jadi tempat masuk Dani ke sistem Komisi sudah digembok rapat-rapat.

Lima tahun lalu, Dani menyusup ke dalam sistem keamanan jaringan Komisi melalui "Jalan Thailand". Ini adalah semacam alamat Internet anonim dari negara itu dan merupakan tipuan untuk mengelabui lokasi Dani yang sesungguhnya di Indonesia. Ia juga punya alamat anonim lain untuk menyesatkan perburuan petugas, yakni sebuah warung Internet di Yogyakarta.

Nah, Dani--pencipta distro Linux berbasis Debian yang dinamai XNUXER--menerobos sistem keamanan server Komisi kala itu dengan Cross Site Scripting dan SQL Injection. Salah satu alatnya tersedia gratis, yakni Nmap, yang juga tersedia di Linux.

Kini berumur 30 tahun dan menjadi system developer sebuah perusahaan multinasional, Dani mengaku tak tahu keandalan sistem pengamanan Komisi sekarang. "Namun tingkat kesulitan dalam menembus sebuah sistem keamanan komputer dari suatu jaringan sangat relatif dan bergantung pada keahlian dan kemahiran masing-masing pihak," ujarnya. "Dan saya tidak pernah mencoba dan tidak berminat mengetahuinya," katanya.

Toh, sekuat apa pun sistem keamanan komputer, tak ada yang sungguh-sungguh aman. Ini keyakinan Jim Geovedi, pensiunan peretas komputer yang kini bekerja sebagai konsultan keamanan di PT Bellua Asia Pacific. "Sehebat apa pun sistem keamanan jaringan, tetap ada celah untuk disusupi. Bahkan dengan tools sederhana seperti web browser bisa melakukan penyusupan," ujarnya, seperti mengingatkan Komisi untuk tetap awas mengawasi bentengnya.

Kuncinya: hacker tahu mengenai karakteristik sistem yang menjadi targetnya. "Kalau sudah tahu logikanya, pakai apa pun bisa," kata peretas yang belajar otodidak ini.

Ini juga disadari Komisi. Karena itu, untuk menambah level keamanan sistem jaringannya, Komisi mendekati komunitas praktisi keamanan teknologi informasi, termasuk para peretas. Komisi mengimbau mereka tidak melakukan aktivitas yang dapat merugikan pemilu tahun ini.

Hasilnya sudah ada. Dani mengungkapkan, sudah beberapa kali komunitas komputer underground berkomunikasi dengan Komisi. "Mereka bahkan memiliki jalur komunikasi khusus agar ketika terjadi sesuatu dapat secepatnya dilakukan perbaikan," ujarnya. Namun, menurut Jim, ini saja tak cukup.

Seharusnya, ujar peretas yang dulu malang-melintang di Bandung itu, komunitas ini ikut masuk tim teknologi informasi Komisi. "Kalau sekarang, jika mereka tahu sesuatu dan ada sesuatu yang terjadi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena terbentur birokrasi," katanya.

Sebenarnya, usaha peretas untuk membobol sistem keamanan jaringan Komisi tak selalu berarti negatif. Ketua Kelompok Kerja Teknologi Informasi Komisi Pemilihan Umum Sri Nuryanti mengatakan banyaknya serangan hacker justru akan memperkuat sistem keamanan teknologi informasi Komisi. "Sistem kami jadi lebih kuat bertahan," katanya. Meski begitu, ia tetap meminta para hacker tidak usil mengubah tampilan situs Komisi.

Ia mengatakan perbuatan para peretas terkategori dalam kejahatan karena dapat menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap penyelenggaraan telekomunikasi dan menghancurkan atau merusak barang. Inilah sebabnya Satuan Cyber Crime Markas Besar Kepolisian Indonesia turun tangan mengusut adanya tindakan kriminal dunia maya dalam proses penghitungan suara di pusat tabulasi nasional. "Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan subsider Pasal 406 KUHP, seorang hacker bisa terkena ancaman hukuman penjara selama enam tahun dan atau denda paling banyak Rp 600 juta," ujarnya.

NASA Temukan Planet Pengganti Bumi

INILAH.COM, Jakarta – Wahana ruang angkasa pencari planet, Kepler berhasil mengirim hasil pertamanya. NASA berharap Kepler bisa mendapatkan planet yang mengelilingi bintang dan bisa dihuni seperti bumi.

Kepler mengirimkan foto planet dari konstelasi Cygnus dan Lyra dari kluster bintang 13.000 tahun cahaya dari bumi, disebut NGC 6791.

"Kami menduga ribuan planet mengelilingi bintang itu, dan untuk pertama kalinya kita mendapatkan planet seukuran bumi di zona yang mendukung kehidupan di sekitar bintang yang mirip matahari,” kata William Borucki, ilmuwan di Ames Research Center NASA di Moffett Field California.

Disebut zona yang mendukung kehidupan, planet ini di sekitar sabuk bintang dimana air bisa ditemukan di permukaannya berbentuk danau, sungai dan lautan.

Jika terlalu dekat dengan bintang, maka planet akan terlalu panas. Sedangkan jika orbit terlalu jauh maka planet bisa memabeku.

Foto Kepler yang dirlis NASA salah satunya menunjukkan kluster bintang 13.000 tahun cahaya dari bumi, disebut NGC 6791. Sedangkan foto yang lain dari bintang disebut Tres-2, yang sudah diketahui mirip planet Yupiter.[ito]

Polri Minta Bantuan Interpol Tangkap Kades Komalasa

Gresik (ANTARA News) - Polri meminta bantuan "International Police" (Interpol) untuk menangkap Kepala Desa Komalasa, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Mu`jizad yang diduga melanggar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, yang melarikan diri ke Johor, Malaysia.

Kepala Polisi Resort (Polres) Gresik, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M. Iqbal, Minggu (19/4), mengatakan, pihaknya telah mengirim surat ke Interpol melalui Kepolisian Daerah (Polda) Jatim untuk menangkap Mu`jizad.

"Saat ini, Mu`jizad masuk daftar pencarian orang (DPO), karena berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti, yang besangkutan bisa dikenai pidana pemilu," kata Iqbal menerangkan.

Mu`jizad adalah tersangka yang mengedarkan surat ke warganya untuk memilih Syarif Musa, calon legislator (caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 7 yang meliputi Kecamatan Tambak dan Sangkapura.

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari penyidik kepolisian, ketika dihubungi melalui ponselnya, Mu`jizad berada di Johor dengan alasan sedang menjenguk saudaranya yang sedang sakit.

"Sebagai kades, Mu`jizad semestinya tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya dengan berlama-lama di Johor, terlebih saat ini dia tersangkut masalah," katanya.

Anggota Panwaslu Kabupaten Gresik, Elvita Yulianti, mengatakan, awalnya Mu`jizad beralasan minta izin untuk menemui Bupati Gresik, Robbach Ma`sum.

"Karena itulah dia bisa lolos dan menyeberang dari Bawean ke Gresik. Namun, setelah beberapa hari dia menghilang dan ternyata melarikan diri ke Johor," katanya.

Elvita mengutarakan, kasus tindak pidana ini harus diputus maksimal lima hari sebelum pengumuman hasil Pemilu 2009 diumumkan, atau tepatnya pada tanggal 26 April 2009.

"Jika dalam batas waktu tersebut belum juga tertangkap maka kasus tersebut dinyatakan hangus," katanya menjelaskan.

Sebelumnya diwartakan, Mu`jizad mengedarkan surat kepada warganya. Dia meminta warga untuk memilih Syarif Musa, dengan alasan pembangunan jalan poros Tanjung Kima yang dianggarkan dari APBD 2009 itu berkat bantuannya. Apabila Syarif Musa tidak terpilih, pembangunan tersebut tidak akan diwujudkan.

Padahal, sesuai Instruksi Bupati Gresik Nomor 270/570/437.73/2009 tertanggal 19 Maret 2009, bahwa pegawai negeri sipil (PNS) dan perangkat desa netral dalam Pemilu 2009, serta tidak menjadi pengurus salah satu partai politik.(*)

COPYRIGHT © ANTARA

Rabu, 25 Maret 2009

KPU Merasa Lebih Transparan Soal DPT

Tidak beresnya daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2009 banyak mendapat kritikan. Bahkan usulan untuk menunda pemilu pun sempat muncul.

Namun KPU tetap yakin, persoalan DPT tidak akan menggagalkan pemilu. KPU justru mengklaim, transparansi saat ini lebih bagus dibanding KPU sebelumnya.

"KPU sekarang lebih transparan soal DPT ketimbang 2004, semua salinan DPT sudah diserahkan ke PPS di tingkat kelurahan atau desa," kata anggota KPU, Andi Nurpati dalam dialog kenegaraan bertajuk 'Kasus DPT dan Legalitas Pemilu 2009' di Gedung DPDRI, Rabu (25/3/2009).

Menurut andi, KPU sudah melakukan tugasnya dalam pemutakhiran data. Persoalan DPT, menurut Andi, sebenarnya sudah ada dari dulu. Andi kemudian memaparkan kelemahan KPU era 2004.

"Saya berani jamin itu. Dulu tidak pernah PPS dapat salinan DPT," ujar Andi.

Andi kemudian menjelaskan mengenai beberapa parpol yang mengkritik DPT. Menurut Andi yang dibawa parpol tersebut hanya DPT dari pilkada jatim. "Kok mereka mengatakan banyak penggelembungan, mana buktinya?" tutur Andi.

Tidak ingin masalah bergulir terus menerus, Andi kemudian memberikan solusi agar kisruh DPT tidak muncul lagi di pemilu 2014. "Oleh karena itu kalau ingin memperbaiki DPT kita harus mengevaluasi pendataan penduduk," kata Andi.

Masalah DPT Selesai Minggu Ini

KPU yakin masalah DPT dapat diselesai minggu ini. KPU berharap parpol segera menyerahkan temuan manipulasi DPT.

"Minggu ini masalah DPT selesai," kata anggota KPU, Andi Nurpati.

Menurut Andi, semua masalah terkait pelaksanaan pemilu harus segera dilaksanakan karena pemilu tinggal menghitung hari. "Kita akan berkonsentrasi untuk melaksanakan pemilu yang tinggal beberapa hari," tutur Andi.

Andi menambahkan, agar parpol yang protes dan mengaku menemukan kasus manipulasi DPT untuk segera menyerahkan temuannya ke KPU untuk mencari solusi pemecahannya bersama. "Partai yang mengeluhkan DPT kalau bisa segera melapor, supaya dapat kita cek segera supaya jelas," ungkap perempuan berkerudung itu.

"Prinsipnya KPU akan segera memberikan DPT copy kepada parpol peserta pemilu," lanjutnya.

Minggu, 22 Maret 2009

Polri selangkah lebih maju

Wujud Syukur kita panjatkan pada Allah SWT, karena dalam pelaksanaan Hajat Pesta Demokrasi ini Tugas Polri khususnya yang mengemban pemeliharaan situasi Kamtibmas yang aman, damai di selaraskan dengan Hak yang sesuai.

Dengan demikian Polri sebagai alat Keamanan dalam negri merasa bangga kerana dalam pelaksanaan tugasnya disertai Hak dan Kewajiban, namun tidak hanya seolah-olah karena uang Polri menjadi giat bekerja. Tapi dalam kondisi apapun sebagai anggota Polri harus siap menerima apaadanya.

Foto Disamping adalah gambaran betapa senangnya apabila tugas Polri di imbangi dengan hak. Bila mengukur kinerja Polri dalam 1x24 jam Polri sebagai Pelindung, Pengayom dan Melayani Masyarakat sangat lah berat, apalagi di musim sekarang yg sedang marak-maraknya musim Kampanye, panas, dingin, lelah, riang dan gembira mengiringi perjalan anggota Polri yang bertugas.



Jumat, 20 Maret 2009

Hampir di seret Provos


Inspektur Jenderal Polisi Herman Surjadi Sumawiredja terpaksa minta pensiun dini. Tidak ada acara pisah sambut bagi mantan Kapolda Jawa Timur, yang rencananya pensiun pada Juni 2009 itu. Yang ada, Herman hampir saja digiring Provost dari Mabes Polri, karena dianggap telah mencemarkan nama institusi kepolisian.


"Dia hampir diseret provost karena buka mulut soal intervensi Mabes Polri soal kasus kecurangan Pilkada Jatim," jelas sumber detikcom, yang merupakan orang dekat Herman.

Untungnya sang jenderal dapat dukungan dari teman-teman satu angkatannya (1975) di Mabes Polri. Sehingga provost tidak jadi menyeretnya ke Mabes.

Tindakan Mabes Polri terhadap Herman merupakan buntut dari peryataannya di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Senin 13 Maret lalu. Di sana, Herman menggelar jumpa pers soal adanya intervensi institusinya terkait kasus Pilkada Jatim yang sempat menyeret Ketua KPUD Jatim Wahyudi Purnomo sebagai tersangka.

Herman menjelaskan, saat Pilkada Jatim digelar, Polda Jatim menemukan 345 ribu daftar pemilih tetap (DPT) di Bangkalan dan Sampang, yang memiliki DPT 1,24 juta suara, tidak benar alias akal-akalan. Ketika sudah ditemukan bukti, tim penyidik sepakat ada tindak pidana tentang pemalsuan DPT. Itu sebabnya, penyidik kemudian menetapkan Ketua KPUD Jatim sebagai tersangka.

Sayangnya, pembongkaran kasus tersebut bukan dianggap prestasi. Mabes Polri justru meminta Herman untuk membatalkan penetapan Wahyudi sebagai tersangka.

Melalui Bareskrim Irjen Polisi Susno Duadji, Kapolri meminta Herman segera mengubah hasil penyidikan Polda Jatim. "Bikin kesalahan sekali-sekali nggak apa-apa lah," jelas sumber detikcom menirukan perkataan Susno kepada Herman.

Perkataan Susno itulah yang membuat Herman tidak terima. Karena dianggap membangkang, Herman kemudian dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur dan dimutasi ke Mabes Polri. Karena perlakuan itu Herman akhirnya memilih mundur dari Polri. "Daripada makan gaji buta lebih baik mundur," begitu alasan Herman.

Bagi Herman, penempatannya di Mabes Polri merupakan akhir dari karirnya sebagai polisi. Sebab selama jadi polisi ia banyak mengemban tugas di lapangan, bukan di staf.

Dari informasi yang dihimpun detikcom, selama bertugas reputasi Herman nyaris tanpa cacat. Karirnya di jabatan strategis dimulai 1999, saat ia menjabat Kapolda Bengkulu. Setahun kemudian Herman ditunjuk sebagai Wakil Panglima Pengendali Aceh, 2000-2001.

Usai bertugas di Aceh karirnya terus bersinar. Ia kemudian dipercaya menjadi Direktur Samapta Mabes Polri. Setelah itu ia menjabat Kapolda Sumatera Selatan. Dan tiga tahun terakhir ia menjabat sebagai kapolda Jawa Timur sampai akhir Januari 2009.

Selama menjabat Kapolda Jatim, Herman diketahui banyak melakukan terobosan. Di antaranya, dengan menerbitkan maklumat yang mengatur masalah pelayanan publik.

Bukan itu saja. Dalam merekrut calon bintara Polri regular dan Akpol, Herman juga melakukan terobosan dengan melibatkan LSM dan akademisi. Cara ini sengaja dilakukan untuk menghindari praktek percaloan penerimaan calon anggota Polri.

Tapi tidak ada gading yang tidak retak. Polda Jawa Timur saat dipegang Herman sempat disorot publik lantaran kasus salah tangkap di Jombang.

Dalam kasus pembunuhan Asrosi, Polres Jombang menetapkan tiga tersangka, Imam Khambali alias Kemat, Devid Eko Priyanto, dan Maman Sugiyanto. Kemat dan Devid kemudian masing-masing divonis 17 dan 12 tahun. Namun putusan itu kemudian dianulir lantaran mayat Asrori ditemukan di belakang rumah Verry Idam Henyansyah di Dusun Maijo Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang.

Tugas Herman semakin berat ketika ia harus mengamankan hajatan Pilkada Jatim yang melibatkan banyak kepentingan politik. Pertarungan di Pilkada Jatim yang menurut sejumlah pengamat merupakan miniatur pemilu nasional, membuat Herman harus kerja ekstra keras.

Namun akhirnya Herman tidak bisa berbuat banyak. Sekalipun ia sudah berusaha mengawal pilkada yang penuh intrik tersebut, ia tetap saja kena imbasnya.

Langkahnya menetapkan Ketua KPUD Jatim sebagai tersangka dalam kasus penggelapan jumlah DPT, justru membuatnya masuk kotak. Yang membuatnya kesal, pimpinannya di Mabes Polri yang menjadi penyebabnya.

Pengamat Kepolisian Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar berpendapat, pengunduran diri Herman karena ada krisis kepemimpinan di tubuh Polri.

Ia melihat keputusan Kapolri dianggap tidak tepat sehingga ditentang jenderal yang lain. Bambang khawatir, bila tidak segera diatasi, akan banyak jenderal yang mengambil langkah seperti Herman.

"Kasus ini baru sekarang terjadi. Ada seorang jenderal yang mundur dari polisi. Kalau sebelumnya hanya polisi yang berpangkat kolonel," jelas Bambang.

Dalam kasus mundurnya Herman yang terkait Pilkada Jatim, Bambang menilai, harusnya Kapolri tidak perlu intervensi. Sebab apapun langkah Kapolda terkait masalah Ppilkada, Kapolda bertanggungjawab ke Hukum.

"Tapi masalahnya, Kapolri berada langsung di bawah presiden sehingga institusi Polri dengan mudah diintervensi kekuatan politik. Misalnya kasus Kapolwil Banjarnegara, yang menginstruksikan jajarannya untuk memilih capres tertentu di Pemilu 2004," kata Bambang.

Di Pilkada Jatim kondisi serupa juga terjadi. Pasangan Soekarwo-Saefullah Yusuf yang didukung Partai Demokrat dan PAN diduga telah melibatkan para petinggi partai, di antaranya SBY, yang jadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Bukan tidak mungkin, sebagai pimpinan partai, SBY kemudian memerintahkan Kapolri untuk ikut campur dalam pilkada Jatim.

Adanya intervensi SBY dalam kisruh Pilkada Jatim juga dicurigai sejumlah pimpinan parpol. Itu sebabnya Megawati, Wiranto, Prabowo dan Jusuf Kalla, berupaya meminta keterangan kepada Herman terkait kecurangan yang terjadi di Pilkada Jatim.

Mereka khawatir kecurangan lewat DPT, seperti yang terjadi di Jatim merebak ke daerah-daerah lain saat pemilu nasional berlangsung.