Rabu, 20 Mei 2009

Calon Siswa Bintara Polri 2009 - 2010




Welcom to Brigadir Police
Hari Rabu tanggal 20 Mei 2009 pukul 8.30 bertempat di Mapolwil Cirebon.
Hari yang panas menanti kedatangan Kapolwil Cirebon yang akan memberikan sambutan untuk acara penyeleksian terhadap Brigadir Polisi Tahun 2009 - 2010, namun dengan tekad yang kuat para peserta Casis ini sabar menanti dengan hati dan tekad yang kuat untuk menjadi seorang Brigadir Polisi.
Akhir nya Kapolwil Cirebon pun tiba di lapangan Mapolwil Cirebon guna memberikan arahan atau pesan kepada Casis ini. Bahwa dalam penerimaan Brigadir Polisi tidak ada yang namanya main main dalam bentuk apapun, apabila terbukti atau terdapat pengaduan dari keluarga Casis mengenai hal penerimaan Brigadir Polisi makan Kapolwil Cirebon tidak akan tanggung - tanggung untuk memproses kedua belah pihak tersebut dengan ketentuan hukum yang berlaku, imbuhnya kata Kapolwil Cirebon dalam pesannya kepada peserta Casis.
Pada hari jumat nanti tanggal 22 Mei 2009 adalah tes pertama yaitu tes kesehatan pertama, yang akan dilaksanakan di Poliklinik Kota Cirebon. Selamat Berjuang para calon Brigadir Polisi. Semangaaaaat !!!!

Selasa, 19 Mei 2009

Good Police Person

Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. Tapi, sebenarnya tahukah Anda, siapa Hoegeng?

Inilah episode special Kick Andy yang akan mengingatkan kembali pada sosok Hoegeng, seorang aparat yang jujur, antisuap, dan sarat dengan disiplin.

Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.

Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng yang hadir di studio Kick Andy.

Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.

Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.

“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri. “Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.

Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.

Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang pengabdi masyarakat.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!

Kepada Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Setelah memasuki masa pensiun, Hoegeng sempat mengisi acara di Radio Elshinta, namun tak lama acaranya ditutup karena dianggap terlalu pedas.

Hoegeng kemudian membesarkan kembali musik Hawaiian yang terkenal dengan nama “Hawaiian Senior” dan mengisi acara di TVRI selama 10 tahun. Acara itupun kemudian “dibredel” oleh pemerintah dengan alasan tidak mencerminkan budaya nasional Indonesia. Hoegeng yang kemudian bergabung dengan kelompok petisi 50, tampaknya memang memiliki banyak ganjalan dalam berkiprah di negeri ini.

Musik Hawaiin memiliki makna tersendiri untuk Merry sang istri. Karena mereka sering bermain musik hawaiin bersama-sama. Hoegeng sendiri pernah ke Pulau Hawaii dalam rangka tugas, tapi sang istri yang sangat-sangat ingin pergi ke pulau itu tak pernah diajaknya. “Kami sudah sepakati bahwa saat Bapak tugas, saya sebagai istri tak perlu ikut,” ujar Merry yang mengaku memiliki sahabat di Pulau milik Amerika itu.

Merry memang sosok istri yang tulus. Bahkan mantan ketua YLKI yang juga peneliti bidang kepolisian, Zumrotin yang hadir di studio, memuji ketulusan sosok Merry yang berbeda dengan kebanyakan istri pejabat, terutama di masa kini.

Untuk kesabaran, ketulusan sebagai istri Hoegeng, maka di episode kali ini Merry mendapat banyak kejutan manis dan mengharukan. Apakah itu? Silakan saksikan di Kick Andy episode ini, sekaligus anda bisa menikmati musik Hawaiian yang membawa keteduhan. Seteduh kisah inspiratif dari kehidupan seorang tokoh bernama Hoegeng.

Senin, 18 Mei 2009



Ada apa di Polwil Cirebon ??

Tau gaak? saya kasih tau yaaah waktu hari Senin tanggal 18 Mei 2009 Polwil Cirebon ntuh ngadai acara Pemusnahan BB hasil Operasi Pekat 2009 di Mapolwil Cirebo..
Jumlah BB Miras tau gak sebanyak brapa? sebanyak 68.826 berbagai jenis merk
Narkoba :
1. Ganja kering 18.304 gram
2. Shabu-shabu 1.98,4 gram
3. Pil Leksotan 13 Butir
4. Ekstasi 89 Butir
5. Roche 1.692 butir
6. Bong 13 Buah
7. VCD / DVD Porno dan Bajakan 3.595 keping
8. Makanan kadaluarsa 7 Truck
9. Petasan 1.098.500 butir

Tuuuuuuh banyaaak kaaaan, itu merupakan hasil Ops Pekat Lodaya 2009. Ntu hasil gabungan Polres Jajaran Polwil Cirebon. Jadi patut kita syukuri bahwa Polri dalam bekerja sungguh sangat semaksimal mungkin dan memanfaatkan waktu yang ada.

Kamis, 14 Mei 2009

Harga Laptop dibawah 5 juta

Acer Aspire 5315-300512Mi
Intel Celeron M 550, 512MB, 120GB, 15” Crystalbrite WXGA TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Webcam, Linux OS
Harga: $ 499 alias Rp. 4.625.000

A-Note
Intel Celeron M 550, 1024MB, 80GB, 14,1” Clear Display WXGA TFT, DVD-RW, Wi-Fi (Intel Pro/wireless 3945 ABG), Lan, Modem, Cardreader, Webcam 1.3MP, OS DOS
Harga: Rp. 4.650.000

Byon M31W S/CE
Intel Celeron M 550, 1024MB, 160GB, 14,1” TFT, DVD Supermulti ODD, Wi-Fi (B/G protocol), Lan, Modem, Cardreader, Webcam 1.3MP, OS DOS (bisa diinstal-in gratis)
Harga: Rp. 4.790.000 (Untuk prosesor Pentium Dual Core T2390, harga Rp. 5.490.000)

BenQ R43-LE03
Intel Celeron M 540, 512MB, 80GB, 14,1” TFT, DVD Supermulti, Wi-Fi (B/G protocol), Lan, Modem, OS Linux
Harga: Rp. 5.100.000 (kmaren harganya ada yang Rp. 4.900.000, lupa tipe, tapi kayanya tipe R40)

Lenovo G410M
Intel Celeron Dual Core T1400, 512MB, 120GB, 14,1” TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Lan, Modem, Webcam 1.3MP, OS DOS
Harga: Rp. 4.999.000

Telebit UF300
Intel Celeron M 550, 512MB, 80GB, 13,3” WXGA TFT, DVD Combo, Wi-Fi, Lan, Modem, OS DOS
Harga: Rp. 3.990.000

Zyrex (ga tau serinya…)
Intel Celeron Dual Core T1400, 512MB, 80GB, 14,1” TFT, DVD-RW, Wi-Fi, Lan, Modem, Webcam 1.3MP, OS Linux
Harga: Rp. 4.750.000 (ini spek seingatnya, yang pasti prosesornya Celeron Dual Core)

Rabu, 13 Mei 2009

Bareskrim Bongkar Sindikat Kejahatan Polisi

Selasa, 12 Mei 2009 , 18:16:00

JAKARTA,(PRLM).-Kejahatan terorganisasi dengan pelaku sejumlah polisi aktif dibongkar oleh Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. Para pelaku dari kesatuan Bareskrim, Babinkam, dan Samapta tertangkap tangan seusai menggerebek toko onderdil motor di Jakarta Pusat.

Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji menyatakan, sindikat beranggotakan polisi aktif mengaku beraksi sejak 2007, menggunakan ID Card asli anggota Polri, surat perintah penangkapan, penggeledahan, sampai surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Dalam penjelasan kepada wartawan di Markas Besar Polri, Selasa (12/5), dia menyatakan para pelaku bisa dikategorikan sindikat kejahatan. Mereka membentuk dua kelompok dengan personel saling berganti dan anggotanya tersebar di wilayah kerja Polda Metro Jaya dan dikendalikan di Mabes Polri.

Dia menyebut kelompok satu terdiri dari Komisaris Polisi Royal Yani dari Badan Pembinaan Intelijen dan Keamanan (Babinkam) Polri. "Yang bersangkutan anak buah Komisaris Besar Wiliardi Wizar (tersangka pembunuhan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen,red)," katanya, sambil menambahkan, dua anggotanya Brigadir Kepala Polisi Surpiyadi (anggota Direktorat Samapta Polda Metro Jaya) dan Khaerul Yahman (wartawan).

Kelompok dua dikendalikan Ajun Komisaris Besar Polisi Andi Susilo (anggota Pusat Identifikasi Bareskrim), anggota Royal Yani, Khaerul Yahman, Ajun Komisaris Polisi Sularso (Polres Jakarta Timur), Brigadir Kepala Polisi Bambang Rumiyadi (Kepolisian Sektor Pulau Seribu), Barada Polisi Pasaribu (polsek Cipinang, Jakarta Timur).

"Para tersangka sudah masuk tahanan semua sejak dua hari lalu (9/5). Dalam waktu dua hari berikutnya, kita akan mengungkap berita besar hampir serupa, melibatkan perwira polisi," kata Susno Duadji.

Menurut dia sindikat ini bergerak secara terorganisasi. Target sasaran beragam, semua dirancang dalam buku catatan rencana sasaran. Operasi seolah-olah legal karena semua dilengkapi kartu identitas asli dan surat tugas asli serta tanda tangan direktur asli yang dipalsukan (aspal)

Senin, 04 Mei 2009

Inilah Kronologi Pengungkapan Pembunuhan Nasrudin

Selasa, 5 Mei 2009 | 03:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dilakukan secara terencana dan melibatkan banyak pelaku. Antasari diduga sebagai aktor intelektual di balik pembunuhan tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Demikian penjelasan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono usai pemeriksaan yang berlangsung Senin (4/5) pagi hingga petang. Nama Antasari Azhar muncul setelah polisi menggali informasi dari tersangka sebelumnya yang telah ditahan. Total ada 11 tersangka yang terseret kasus pembunuhan ini.

Masing-masing Daniel (D) sang eksekutor, Edo (E) sebagai pemberi order, Henrikus Kia Walen (H) sebagai penerima order, Heri Santoso (HS) sebagai pengendara motor, A dan C sebagai pemantau lapangan saat eksekusi, AM sebagai pemantau kebiasaan korban, Wiliardi Wizard (WW) dan Jerry Kusuma (JK) sebagai penghubung, SHW sebagai penyandang dana, dan AA sebagai aktor intelektual.

Penangkapan-penangkapan itu, lanjut Wahyono, dilakukan setelah pihaknya mendengarkan keterangan-keterangan awal dari beberapa saksi yang menyaksikan penembakan itu. Keterangan saksi-saksi itu mengungkap identitas sepeda motor yang digunakan pelaku yakni jenis Yamaha Scorpio. Dari penelusuran terhadap sepeda motor itulah Polisi menangkap Heri Santoso (HS) dan menyita sepeda motor tersebut.

Dari keterangan Heri, diketahuilah identitas Daniel (D) dan Hendrikus (H) yang merupakan orang yang memberikan pekerjaan. Setelah menangkap H, barulah diketahui bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam penembakan tersebut. Mereka adalah A dan C. Kedua tersangka itu berperan sebagai pemantau lapangan dan berada di dalam mobil saat kejadian.

"Hasil penangkapan terhadap A membuahkan informasi keterlibatan pelaku lain yakni AM yang perannya adalah memantau serta mengobservasi kebiasaan korban sehari- hari," jelas Wahyono. Ia mengatakan sebelum penembakan yang dilakukan di Modern Land, Tangerang pada 14 Maret 2009 sekitar pukul 14.05 WIB, para pelaku terlebih dahulu melakukan observasi serta mengamati kebiasaan korban sehari-hari.

Keterangan A menyebutkan bahwa AM juga sebagai pihak yang mengawasi pelaksanaan eksekusi terhadap Nasrudin. Untuk menjalankan pekerjaan itu, AM menerima dana atas pekerjaannya dari A. Ternyata, tersangka A pula yang bertugas menyediakan senjata api jenis revolver dengan cara membeli dari pihak lain.

Sebagian sisa dana yang diterimanya, telah pula digunakannya untuk membeli dua buah sepeda motor Yamaha Mio warna merah dan Jupiter MX warna hitam. Kedua sepeda motor itupun telah disita Polisi. Setelah ditangkapnya Heri dan Hendrikus, barulah Polisi berhasil menangkap D sang eksekutor setelah yang bersangkutan kembali ke Jakarta.

Dari keterangan D, Polisi berusaha menggali informasi tentang keberadaan senjata api yang telah digunakan untuk membunuh korban. Setelah itu, baru diketahui bahwa senpi itu berada di tangan Hendrikus yang memberi pekerjaan tersebut.

Akhirnya, pengakuan H menyebutkan bahwa senpi tersebut disimpan H dengan cara memendamnya di dalam tanah. Setelah menggali tempat tersebut, Polisi menemukan senpi yang dimaksud lengkap dengan enam butir peluru.

Ternyata dua peluru dalam keadaan tidak berproyektil lagi. Artinya dua peluru itu telah digunakan untuk menembak. Sedangkan empat peluru lainnya masih utuh dan terletak di silinder senpi tersebut. Pengusutan dilanjutkan dan hasilnya Polisi mengetahui bahwa H sang pemberi kerja, menerima order pekerjaan dan dana dari seseorang yang berinisial E (Edo).

E pun ditangkap Polisi. E menyebutkan, ia ikut dalam pertemuan- pertemuan dan dipertemukan dengan oleh orang yang bernisial C untuk ketemu dengan orang yang lainnya lagi. Ternyata orang tersebut Wiliardi Wizard (WW), polisi aktif berpangkat Kombes yang pernah menjabat Kapolres Jakarta Selatan.

Pemeriksaan terhadap WW menyebutkan bahwa ia mengakui telah menyediakan orang-orang untuk melaksanakan pembunuhan berencana tersebut. Ia juga mengakui, untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah menerima dana dari Sigid Haryo Wibisono (SHW), seorang pengusaha pemilik PT Pers Indonesia Merdeka dan dihubungkan oleh Jerry Kusuma (JK). SHW yang kemudian ditangkap Polisi mengakui telah menyediakan dana untuk pembunuhan tersebut. Ia juga menyampaikan perihal siapa yang akan menjadi target penembakan itu.

Sigid pula yang menguak keterlibatan Antasari Azhar (AA) dalam pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Dari keterangan SHW, akhirnya polisi memanggil dan memeriksa AA dan menetapkannya sebagai tersangka.

Minggu, 03 Mei 2009

Pakar Intelijen: Antasari Masuk Perangkap

Senin, 4 Mei 2009 | 06:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat intelijen, Dr AC Manulang, menilai, kasus yang menyeret Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar bukan hanya skandal cinta segitiga, melainkan sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK.

Tujuan yang lebih besar dari skenario itu adalah menggoyang kredibilitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkomitmen mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

”Kasus yang menimpa Antasari tipis kemungkinannya karena cinta segitiga. Antasari sudah masuk perangkap karena sudah lama direncanakan pihak tertentu untuk merusak citra KPK yang dipimpinnya,” kata Manullang ketika dihubungi Warta Kota di Jakarta, Minggu (3/5) petang.

Menurut Manullang, sudah menjadi rahasia umum bahwa Presiden SBY berhasil memberantas korupsi dan lembaga yang menanganinya adalah KPK. Untuk merusak citra SBY tersebut, dilakukan berbagai upaya, di antaranya menggunakan perempuan, seperti Rani Juliani (22), sebagai umpan.

”Jadi, Rani Juliani itu saya nilai hanya merupakan umpan, dan Antasari terperangkap dengan umpan tersebut sehingga kasus itu bukan karena skandal asmara, melainkan ada upaya perusakan citra, baik untuk SBY maupun KPK. Sasaran sebenarnya bukan merusak Antasari, melainkan KPK,” ujarnya.

Rani adalah seorang caddy (pemungut bola) golf free lance di Lapangan Golf Modern Land, Tangerang, yang namanya dikaitkan dengan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen (41). Sebuah blog yang diduga milik Rani beralamat di ranijuliani.blogspot.com langsung diminati banyak orang. Meski hanya ada dua posting, masing-masing pada 25 November 2008, blog itu langsung diserbu komentar.

Rani memasang fotonya saat berambut panjang dan tengah mengenakan bandana warna merah putih dengan T-shirt putih pendek dan rok kotak-kotak warna coklat. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang gadis yang manis.

Di blog-nya diketahui Rani kuliah di STMIK Raharja di Cikokol, Kota Tangerang. Ini tersurat dalam posting pertamanya berjudul "Mengapa Saya Memilih Perguruan Tinggi Raharja?" Bisa jadi Rani adalah saksi kunci dalam kasus pembunuhan Nasrudin.

Terkait politik


Manulang mengatakan, kasus ini tidak jauh atau paling tidak ada hubungannya dengan situasi politik menjelang pemilu presiden pada 8 Juli 2009. ”Kalau Antasari ditangkap, citra yang selama ini dibangun SBY dalam memberantas korupsi semakin jelek. Begitu juga kalau Antasari dibebaskan, lembaga yang dipimpinnya, yaitu KPK, akan berimbas menjadi jelek. Artinya, seluruh masyarakat, termasuk dunia, sudah menyoroti kasus ini. Ini jelas ada yang bermain,” kata Manulang.

Secara terpisah, SBY akhirnya angkat bicara soal kasus pembunuhan Nasrudin yang diduga menyeret Antasari. Menurut SBY, kasus tersebut adalah masalah yang sangat serius. ”Sangkaan terhadap AA, Ketua KPK, atas kasus pembunuhan yang diungkap kepolisian murder case (kasus pembunuhan berencana) adalah masalah serius,” kata SBY di sela-sela pertemuan Asian Development Bank (ADB) di Hotel Interconcinental Jimbaran, Bali, Minggu.

SBY mengatakan, tidak ada yang kebal hukum di Indonesia, termasuk kepada Antasari. Pihak kepolisian diminta untuk menegakkan hukum secara profesional dan transparan. ”Sehingga masyarakat tahu yang sesungguhnya. Jangan ada pembelokan sehingga keadilan gagal ditegakkan,” kata SBY.

Skenario besar


Koordinator tim kuasa hukum Antasari, Juniver Girsang, mengatakan, ada skenario besar di balik kasus pembunuhan Nasrudin. ”Ini ada skenario besar di balik kasus pembunuhan dan ada pihak lain yang ingin mengarahkan agar Antasari menjadi tersangka,” kata Jurniver.

Dia mengatakan, pemberitaan tentang Antasari menyangkut kasus pembunuhan Nasrudin dianggap berlebihan sehingga terkadang mendahului penyidik dan ada pula yang menyebutkan Antasari menjadi tersangka.

Menurut Girsang, tidak tertutup kemungkinan dalam kasus tersebut Antasari diarahkan sebagai tersangka karena ia sering mengungkap kasus korupsi dengan skala besar. Padahal, pihak penyidik Polda Metro Jaya memanggil Antasari sebagai saksi.

Antasari membantah semua opini yang terkait dengan kasus yang menimpanya. Atas tuduhan yang dikenakan terhadap dirinya, ia belum bisa menjawab mengenai substansi kasusnya karena baru Senin ini menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

”Saya penegak hukum dan sangat menghargai proses hukum. Terhadap opini itu saya membantah. Kalau substansi kasus saya tak bisa menjawab sekarang,” ujar Antasari. Ia juga menegaskan, masih berstatus sebagai saksi dalam surat pemanggilan dari Polda Metro Jaya. Orang nomor satu di KPK ini menyatakan didukung penuh oleh keluarga, terutama istrinya yang ikut memberi kekuatan menghadapi situasi ini.

”Istri dan anak saya yang memberi ketegaran, merekalah yang memberi saya ketegaran,” kata Antasari yang mengenakan jas warna hitam dipadu baju putih.

Antasari menyatakan siap diperiksa oleh pihak Polda Metro Jaya dan akan didampingi 10 pengacara yang tak lain teman-temannya sendiri. ”Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu di belakang saya, memberi dukungan di saat-saat seperti ini,” katanya.

Ungkap kasus

Meski Manulang menilai Rani hanya sebagai umpan untuk menjebak Antasari, kemunculan perempuan ini kini ditunggu banyak pihak. Keberadaan perempuan yang diduga terlibat cinta segitiga itu kini misterius. Tak aneh jika blog Rani pun kini kebanjiran pengunjung, bahkan puluhan ribu pengakses telah mengunjungi ke blog perempuan ini.

Hingga kemarin blog Rani yang aktif sejak 28 November 2008 tercatat dikunjungi lebih dari 66.000 orang. Sejak Jumat pekan lalu, saat nama Antasari disebut sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung, komentar di blog Rani terus bermunculan.

Komentarnya di blog Rani beragam. Ada yang memaki-maki perempuan manis ini dan ada pula yang menunjukkan empati dengan memintanya bersabar. Yang terbanyak adalah komentar yang meminta Rani mau mengungkap kebenaran dalam kasus Nasrudin-Antasari.

Juga ada yang mewanti-wanti Rani agar berhati-hati dan mencari perlindungan. ”Hati-hati Rani, soalnya kamu saksi kunci, minta perlindungan ke pihak berwenang dan jangan mau diiming-imingi materi. Ikuti hati nuranimu dan ungkapkan apa yang sebenarnya terjadi,” tulis pengakses blog Rani. (akn/cel/nir/Ant)

Jumat, 01 Mei 2009

Peran Antasari Diduga Ikut 'Otaki' Pembunuhan Nasrudin

TEMPO Interaktif, Jakarta: Juru bicara Kejaksaan Agung Jasman Pandjaitan mengatakan berdasarkan surat pemberitahuan dari Kepolisian, Antasari Azhar diduga sebagai intelectual dadder (turut serta secara interletual alias memberi saran) kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Alasan inilah berakibat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu ditetapkan sebagai tersangka.

Penyidik Kepolisian kini kerja keras mengusut pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin. "Salah satu tersangka intelectual dadder adalah Antasari Azhar," kata Jasman menirukan isi surat berkode rahasia yang diteken Kepala Badan Reserse Kriminan Mabes Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji itu.

Jasman melanjutkan, polisi akan menempuh upaya paksa terhadap Antasari. “Guna melancarkan penyidikan kasus,” katanya. Antasari sebelum memegang kendali KPK merupakan Direktur Penuntutan Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung,

Jasman mengatakan Kejaksaan Agung sebagai institusi tak memiliki lagi hubungan dengan Antasari. Setelah Antasari menjadi Ketua KPK, kata dia, Antasari bukan lagi jaksa Kejaksaan Agung. “Dia mantan jaksa,” ujarnya. Sehingga, lanjut dia, polisi tak memerlukan izin Jaksa Agung untuk memeriksa atau menahan Antasari.

Antasari dua hari lalu membantah dugaan dirinya terlibat pembunuhan Nasrudin. Dia mengaku kenal Nasrudin, yang melaporkan sejumlah kasus korupsi ke KPK. “Saya sebagai penegak hukum harus melindungi dia.”

Perkara pembunuhan Nasrudin diduga terkait dengan perebutan cewek, yang sehari-hari sebagai kadi (pelayan golf) di padang golf Modernland, Tangerang. Cewek itu bertnama Tika atau Rina Juliani, yang kabarnya telah dinikahi Nasrudin secara siri (ijab kabul berdasarkan Islam).

Selain menjadi tersangka, Kejaksaan Agung juga melakukan cegah-tangkal (cekal) Antasari untuk bepergian ke luar negeri. "Pencekalan ini atas permintaan kepolisian," kata Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Subroto.

Menurut Wisnu, setelah menerima permohonan pencekalan dari polisi, Kejaksaan langsung meneruskannya ke Direktorat Jenderal Imigrasi, lembaga yang berwenang mengeluarkan cekal. "Pencekalannya resmi mulai hari ini hingga setahun ke depan," kata Wisnu.

Nasrudin ditembak oleh orang tak dikenal pada 14 Maret silam di kawasan padang golf Modernland, Tangerang. Sepulang bermain golf pada Sabtu siang itu, pria 41 tahun tersebut meninggal sehari kemudian di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta.

Polisi telah membekuk sembilan tersangka kasus ini pada Rabu malam lalu. Mereka adalah pengusaha ikan berinisial JU, pengusaha SHW, perwira menengah polisi WW, Hen, Her, Dan, Ran, Kor, serta Ed. Enam di antaranya diringkus di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu lalu.

Pengusaha SHW itu adalah KRMT Sigid Haryo Wibisono, Komisaris PT Pers Indonesia Merdeka, penerbit harian Merdeka. Dari pemeriksaan tersangka itulah polisi menemukan indikasi keterlibatan Antasari dalam kasus ini.